Banner 468x 60

readbud - get paid to read and rate articles

Rabu, 21 Desember 2011

Apa itu NEED NOT TO KNOW?


Yo!!! Readers...
maaf, baru update lagi nih. Kemaren-kemaren belum punya inspirasi mau posting hal baru. Namun setelah bertapa beberapa hari, akhirnya... dapat juga...  Allhamdulillah Ya.. (ala syahrini)
mohon maaf lagi nih, kalau update-an kali ini mungkin gak terlalu penting. Tapi entah kenapa saya jadi kepengen berbagi tentang ini...
Oke, langsung saja.. hal yang pengen saya bagi kali ini adalah...
NEED NOT TO KNOW...
Tapi beneran lho, hal yang mau saya share kali ini kalimat yang menjadi andalan saya, yakni kalimat NEED NOT TO KNOW... bagi yang gak minat lanjutin baca, its oke sih.. khekhekhekhe..

Asal-Muasal
Segala sesuatu pasti punya cerita asal-muasal. Layaknya saya berasal dari ayah dan ibuku, para readers berasal dari ayah dan ibu readers, hujan berasal dari awan, tanah berasal dari pelapukan batuan, telur ayam berasal dari ayam (walau masih diperdebatkan), dan masih banyak lagi hal yang dapat dijadikan contoh. Begitu pula dengan kalimat NEED NOT TO KNOW yang menjadi kalimat andalan saya.
Kalimat ini saya tahu dari salah satu movie DETECTIVE CONAN “CAPTURED IN HER EYES” (kalau gak salah tuh movie yang ke-4). Movie itu diputar kisaran tahun 2000 di salah stu stasiun TV swasta. Saat itu saya masih duduk di bangku SD, jadi masih kurang mengerti dengan bahasa asing. Tapi anehnya walau saya gak mengerti artinya, sya langsung tertarik dengan kalimat itu.

Mengapa Harus NEED NOT TO KNOW
Mungkin readers bertanya, kenapa harus kalimat NEED NOT TO KNOW?! Tahukah readers kenapa saya tertarik? Sya tertarik dengan kalimat ini karena tertarik dengan ekspresi Conan waktu menyampaikan kalimat ini kepada seorang kepala polisi. Tidak sampai disitu saja, yang membuat saya lebih tertarik lagi ketika melihat ekspresi kepala polisi tersebut ketika mendengar kalimat itu dikatakan Conan, ia terlihat begitu penasaran dengan conan. Entah mengapa karena ketertarikan itu, kalimat NEED NOT TO KNOW menjadi begitu familiar di pikiranku. Dan kebetulan saya suka lihat ekspresi orang lain penasaran, jadi sya langsung mengadopsi kalimat tersebut (kayak anak saja). Bisa dibilang ini KALIMAT BAHASA ASING YANG PERTAMA SAYA HAFAL Hehehe...

Apa Makna NEED NOT TO KNOW
Karena waktu pertama kali tahu kalimat ini saya masih SD, jadi saya belum tahu apa makna dari kalimat ini sebenarnya. Untuk pertama kali mengerti kalimat waktu saya SMP. Saya sudah tahu cara membaca kamus, dan paham tentang grammar. Ketika itu saya sudah tahu kalau arti kalimat NEED NOT TO KNOW menurut bahasa adalah “tidak perlu Kamu tahu” walau grammarnya salah (seharusnya: NOT NEED TO KNOW).
ketika kembali menonton Detective Conan Movie 4, akhirnya saya tahu maksud kalimat NEED NOT TO KNOW dalam cerita itu. Dalam penjelasannya kalimat ini merupakan kalimat yang digunakan pihak kepolisian untuk menandai suatu kasus yang tidak perlu di ketahui oleh orang banyak.

tapi apakah maksud kalimat NEED NOT TO KNOW yang saya ucapkan adalah seperti itu?

NEED NOT TO KNOW untuk Saya
Mungkin para readers pernah menerima kalimat ini dari saya atau mungkin sering sekali. Bagi readers yang sering pasti sadar, kalau itu kalimat andalan saya hehehe. Kalimat ini tentunya saya gunakan ketika ada yang bertanya kepada saya. Dan untuk pertanyaan itu saya jawaba dengan kalimat NEED NOT TO KNOW... hehehe
Dan menanggapi kalimat itu, mereka punya cara masing-masing. Ada yang mengabaikan begitu saja, ada yang tetap mempertanyakan jawabannya, ada yang berpikir sok misterius, ada pula yang menganggap kalau itu jawaban yang pelit, serta masih banyak tanggapan lainnya.
Sebenarnya saya juga punya alasan mengapa menjawab seperti itu. Biar gak ada kesalah pahaman lagi saya kasih share aja alasannya..
  • ·         Saya tidak tahu jawaban dari pertanyaan
  • ·         Saya belum bisa memberitahu jawabannya
  • ·         Hanya sekedar ingin membuat penanya penasaran
  • Jawabannya memalukan kalau ditahu orang lain...
  • ·         Hanya ingin tahu seberapa tertarik penanya dengan mistery
  • ·         Mungkin jawaban yang akan saya lontarkan sungguh sangat tidak penting, dan tidak perlu diketahui.
  • ·          Untuk memutus percakapan (kalau percakapannya pakai bahasa inggris dan saya tidak mengerti)

Hahah... mungkin hanya itu saja dulu.. sudah saya bilang share kali ini KACAU, GAK PENTING, DAN GAK JELAS.. maka dari itu baruntunglah mereka yang tidak melanjutkan membacanya sejak awal. Hahahah.. terima kasih sebelumnya

SEKALI LAGI SAYA MINTA MAAF KALAU SHARE KALI INI KAGAK JELAS DAN GAK BERI MANFAAT.
soalnya saya punya alasan kuat untuk membuat postingan ini, yakni...



NEED NOT TO KNOW
khekhekhe
Read more ...

Minggu, 23 Oktober 2011

Teori Belajar Bagian II


A.    Robert Gagne ( 1916-2002).

Gagne adalah seorang psikolog pendidikan berkebangsaan amerika yang terkenal dengan penemuannya berupa condition of learning. Gagne pelopor dalam instruksi pembelajaran yang dipraktekkannya dalam training pilot AU Amerika. Ia kemudian mengembangkan konsep terpakai dari teori instruksionalnya untuk mendisain pelatihan berbasis komputer dan belajar berbasis multi media. Teori Gagne banyak dipakai untuk mendisain software instruksional.
Gagne disebut sebagai Modern Neobehaviouris mendorong guru untuk merencanakan instruksioanal pembelajaran agar suasana dan gaya belajar dapat dimodifikasi. Ketrampilan paling rendah menjadi dasar bagi pembentukan kemampuan yang lebih tinggi dalam hierarki ketrampilan intelektual. Guru harus mengetahui kemampuan dasar yang harus disiapkan. Belajar dimulai dari hal yang paling sederhana dilanjutnkanpada yanglebih kompleks ( belajar SR, rangkaian SR, asosiasi verbal, diskriminasi, dan belajar konsep) sampai pada tipe belajar yang lebih tinggi(belajar aturan danpemecahan  masalah). Prakteknya gaya belajar tersebut tetap mengacu pada asosiasi stimulus respon.

B.     Albert Bandura (1925-masih hidup).

Bandura lahir pada tanggal 4 Desember 1925 di Mondare  alberta berkebangsaan Kanada. Ia seorang psikolog yang terkenal dengan teori belajar sosial atau kognitif sosial serta efikasi diri. Eksperimennya yang sangat terkenal adalah eksperimen Bobo Doll yang menunjukkan anak meniru secara persis perilaku agresif dari orang dewasa disekitarnya.

Faktor-faktor yang berproses dalam belajar observasi adalah:
1.      Perhatian, mencakup peristiwa peniruan dan karakteristik pengamat.
2.      Penyimpanan atau proses mengingat, mencakup kode pengkodean simbolik.
3.      Reprodukdi motorik, mencakup kemampuan
4.       fisik, kemampuan meniru, keakuratan umpan balik.
5.      Motivasi, mencakup dorongan dari luar dan penghargaan terhadap diri sendiri.

Selain itu juga harus diperhatikan bahwa faktor model atau teladan mempunyai prinsip prinsip sebgai berikut:
  1. Tingkat tertinggi belajar dari pengamatan diperoleh dengan cara mengorganisasikan sejak awal dan mengulangi perilaku secara simbolik kemudian melakukannya.
  2. Individu lebih menyukai perilaku yang ditiru jika sesuai dengan nilai yang dimilikinya.
  3. Individu akan menyukai perilaku yang ditiru jika model atau panutan tersebut disukai dan dihargai dan perilakunya mempunyai nilai yang bermanfaat.

Karena melibatkan atensi, ingatan dan motifasi, teori Bandura dilihat dalam kerangka Teori Behaviour Kognitif. Teori belajar sosial membantu memahami terjadinya perilaku agresi dan  penyimpangan psikologi dan bagaimana memodifikasi perilaku.
Teori Bandura menjadi dasar dari perilaku pemodelan yang digunakan dalam berbagai pendidikan secara massal.

Aplikasi Teori Behavioristik terhadap Pembelajaran Siswa

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menerapkan teori behavioristik adalah ciri-ciri kuat yang mendasarinya yaitu:
a.       Mementingkan pengaruh lingkungan
b.      Mementingkan bagian-bagian
c.       Mementingkan peranan reaksi
d.      Mengutamakan mekanisme terbentuknya hasil belajar melalui prosedur stimulus respon
e.       Mementingkan peranan kemampuan yang sudah terbentuk sebelumnya
f.       Mementingkan pembentukan kebiasaan melalui latihan dan pengulangan
g.      Hasil belajar yang dicapai adalah munculnya perilaku yang diinginkan.

Sebagai konsekuensi teori ini, para guru yang menggunakan paradigma behaviorisme akan menyusun bahan pelajaran dalam bentuk yang sudah siap, sehingga tujuan pembelajaran yang harus dikuasai siswa disampaikan secara utuh oleh guru. Guru tidak banyak memberi ceramah, tetapi instruksi singkat yng diikuti contoh-contoh baik dilakukan sendiri maupun melalui simulasi. Bahan pelajaran disusun secara hierarki dari yang sederhana samapi pada yang kompleks.

Tujuan pembelajaran dibagi dalam bagian kecil yang ditandai dengan pencapaian suatu ketrampilan tertentu. Pembelajaran berorientasi pada hasil yang dapat diukur dan diamati. Kesalahan harus segera diperbaiki. Pengulangan dan latihan digunakan supaya perilaku yang diinginkan dapat menjadi kebiasaan. Hasil yang diharapkan dari penerapan teori behavioristik ini adalah tebentuknya suatu perilaku yang diinginkan. Perilaku yang diinginkan mendapat penguatan positif dan perilaku yang kurang sesuai mendapat penghargaan negatif. Evaluasi atau penilaian didasari atas perilaku yang tampak.

Kritik terhadap behavioristik adalah pembelajaran siswa yang berpusat pada guru, bersifaat mekanistik, dan hanya berorientasi pada hasil yang dapat diamati dan diukur. Kritik ini sangat tidak berdasar karena penggunaan teori behavioristik mempunyai persyartan tertentu sesuai dengan ciri yang dimunculkannya. Tidak setiap mata pelajaran bisa memakai metode ini, sehingga kejelian dan kepekaan guru pada situasi dan kondisi belajar sangat penting untuk menerapkan kondisi behavioristik.

Metode behavioristik ini sangat cocok untuk perolehan kemampaun yang membuthkan praktek dan pembiasaan yang mengandung unsur-unsur seperti :
Kecepatan, spontanitas, kelenturan, reflek, daya tahan dan sebagainya, contohnya: percakapan bahasa asing, mengetik, menari, menggunakan komputer, berenang, olahraga dan sebagainya. Teori ini juga cocok diterapkan untuk melatih anak-anak yang masih membutuhkan dominansi peran orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru dan senang dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung seperti diberi permen atau pujian.

Penerapan teori behaviroristik yang salah dalam suatu situasi pembelajaran juga mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang sangat tidak menyenangkan bagi siswa yaitu guru sebagai central, bersikap otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih dan menentukan apa yang harus dipelajari murid. Murid dipandang pasif , perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan guru. Murid hanya mendengarkan denga tertib penjelasan guru dan menghafalkan apa yang didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oelh para tokoh behavioristik justru dianggap metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa.
Read more ...

TEORI BELAJAR BEHAVIORISTIK (1)


A.    Edward Lee Thorndike (1874-1949): Teori Koneksionisme

Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa-peristiwa yang disebut stimulus (S) dengan respon (R ). Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi atau berbuat sedangkan respon dari adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang. Dari eksperimen kucing lapar yang dimasukkan dalam sangkar (puzzle box) diketahui bahwa supaya tercapai hubungan antara stimulus dan respons, perlu adanya kemampuan untuk memilih respons yang tepat serta melalui usaha –usaha atau percobaan-percobaan (trials) dan kegagalan-kegagalan (error) terlebih dahulu. Bentuk paling dasar dari belajar adalah “trial and error learning atau selecting and connecting learning” dan berlangsung menurut hukum-hukum tertentu. Oleh karena itu teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike ini sering disebut dengan teori belajar koneksionisme atau teori asosiasi. Adanya pandangan-pandangan Thorndike yang memberi sumbangan yang cukup besar di dunia pendidikan tersebut maka ia dinobatkan sebagai salah satu tokoh pelopor dalam psikologi pendidikan.
            Percobaan Thorndike yang terkenal dengan binatang coba kucing yang telah dilaparkan dan diletakkan di dalam sangkar yang tertutup dan pintunya dapat dibuka secara otomatis apabila kenop yang terletak di dalam sangkar tersebut tersentuh. Percobaan tersebut menghasilkan teori “trial and error” atau “selecting and conecting”, yaitu bahwa belajar itu terjadi dengan cara mencoba-coba dan membuat salah. Dalam melaksanakan coba-coba ini, kucing tersebut cenderung untuk meninggalkan perbuatan-perbuatan yang tidak mempunyai hasil. Setiap response menimbulkan stimulus yang baru, selanjutnya stimulus baru ini akan menimbulkan response lagi, demikian selanjutnya, sehingga dapat digambarkan sebagai berikut:
S              R             S1             R1             dst
Dalam percobaan tersebut apabila di luar sangkar diletakkan makanan, maka kucing berusaha untuk mencapainya dengan cara meloncat-loncat kian kemari. Dengan tidak tersengaja kucing telah menyentuh kenop, maka terbukalah pintu sangkar tersebut, dan kucing segera lari ke tempat makan. Percobaan ini diulangi untuk beberapa kali, dan setelah kurang lebih 10 sampai dengan 12 kali, kucing baru dapat dengan sengaja enyentuh kenop tersebut apabila di luar diletakkan makanan.
Dari percobaan ini Thorndike menemukan hukum-hukum belajar sebagai berikut :
  1. Hukum Kesiapan(law of readiness), yaitu semakin siap suatu organisme memperoleh suatu perubahan tingkah laku, maka pelaksanaan tingkah laku tersebut akan menimbulkan kepuasan individu sehingga asosiasi cenderung diperkuat.
Prinsip pertama teori koneksionisme adalah belajar suatu kegiatan membentuk asosiasi(connection) antara kesan panca indera dengan kecenderungan bertindak. Misalnya, jika anak merasa senang atau tertarik pada kegiatan jahit-menjahit, maka ia akan cenderung mengerjakannya. Apabila hal ini dilaksanakan, ia merasa puas dan belajar menjahit akan menghasilkan prestasi memuaskanPrinsip pertama teori koneksionisme adalah belajar suatu kegiatan membentuk asosiasi(connection) antara kesan panca indera dengan kecenderungan bertindak. Misalnya, jika anak merasa senang atau tertarik pada kegiatan jahit-menjahit, maka ia akan cenderung mengerjakannya. Apabila hal ini dilaksanakan, ia merasa puas dan belajar menjahit akan menghasilkan prestasi memuaskan.
Masalah pertama hukum law of readiness adalah jika kecenderungan bertindak dan orang melakukannya, maka ia akan merasa puas. Akibatnya, ia tak akan melakukan tindakan lain.
Masalah kedua, jika ada kecenderungan bertindak, tetapi ia tidak melakukannya, maka timbullah rasa ketidakpuasan. Akibatnya, ia akan melakukan tindakan lain untuk mengurangi atau meniadakan ketidakpuasannya.
Masalah ketiganya adalah bila tidak ada kecenderungan bertindak padahal ia melakukannya, maka timbullah ketidakpuasan. Akibatnya, ia akan melakukan tindakan lain untuk mengurangi atau meniadakan ketidakpuasannya.

  1. Hukum Latihan (law of exercise), yaitu semakin sering tingkah laku diulang/ dilatih (digunakan) , maka asosiasi tersebut akan semakin kuat.
Prinsip law of exercise adalah koneksi antara kondisi (yang merupakan perangsang) dengan tindakan akan menjadi lebih kuat karena latihan-latihan, tetapi akan melemah bila koneksi antara keduanya tidak dilanjutkan atau dihentikan. Prinsip menunjukkan bahwa prinsip utama dalam belajar adalah ulangan. Makin sering diulangi, materi pelajaran akan semakin dikuasai.
  1. Hukum akibat(law of effect), yaitu hubungan stimulus respon cenderung diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah  jika akibatnya tidak memuaskan. Hukum ini menunjuk pada makin kuat atau makin lemahnya koneksi sebagai hasil perbuatan. Suatu perbuatan yang disertai akibat menyenangkan cenderung dipertahankan dan lain kali akan diulangi. Sebaliknya, suatu perbuatan yang diikuti akibat tidak menyenangkan cenderung dihentikan dan tidak akan diulangi.
Koneksi antara kesan panca indera dengan kecenderungan bertindak dapat menguat atau melemah, tergantung pada “buah” hasil perbuatan yang pernah dilakukan. Misalnya, bila anak mengerjakan PR, ia mendapatkan muka manis gurunya. Namun, jika sebaliknya, ia akan dihukum. Kecenderungan mengerjakan PR akan membentuk sikapnya.

Thorndike berkeyakinan bahwa prinsip proses belajar binatang pada dasarnya sama dengan yang berlaku pada manusia, walaupun hubungan antara situasi dan perbuatan pada binatang tanpa dipeantarai pengartian. Binatang melakukan respons-respons langsung dari apa yang diamati dan terjadi secara mekanis(Suryobroto, 1984).
Selanjutnya Thorndike menambahkan hukum tambahan sebagai berikut:
a.       Hukum Reaksi Bervariasi (multiple response).
Hukum ini mengatakan bahwa pada individu diawali oleh prooses trial dan error yang menunjukkan adanya bermacam-macam respon sebelum memperoleh respon yang tepat dalam memecahkan masalah yang dihadapi.
b.      Hukum Sikap ( Set/ Attitude).
Hukum ini menjelaskan bahwa perilakku belajar seseorang tidak hanya ditentukan oleh hubungan stimulus dengan respon saja, tetapi juga ditentukan keadaan yang ada dalam diri individu baik kognitif, emosi , sosial , maupun psikomotornya.
c.       Hukum Aktifitas Berat Sebelah ( Prepotency of Element).
Hukum ini mengatakan bahwa individu dalam proses belajar memberikan respon pada stimulus tertentu saja sesuai dengan persepsinya terhadap keseluruhan situasi ( respon selektif).
d.      Hukum Respon by Analogy.
Hukum ini mengatakan bahwa individu dalam melakukan respon pada situasi yang belum pernah dialami karena individu sesungguhnya dapat menghubungkan situasi yang belum pernah dialami dengan situasi lama yang pernah dialami sehingga terjadi transfer atau perpindahan unsur-unsur yang telah dikenal ke situasi baru. Makin banyak unsur yang sama maka transfer akan makin mudah.
e.       Hukum perpindahan Asosiasi ( Associative Shifting)
Hukum ini mengatakan bahwa proses peralihan dari situasi yang dikenal ke situasi yang belum dikenal dilakukan secara bertahap dengan cara menambahkan sedikit demi sedikit unsur baru dan membuang sedikit demi sedikit unsur lama.

Selain menambahkan hukum-hukum baru, dalam perjalanan penyamapaian teorinya thorndike mengemukakan revisi Hukum Belajar antara lain :
  1. Hukum latihan ditinggalkan karena ditemukan pengulangan saja tidak cukup untuk memperkuat hubungan stimulus respon, sebaliknya tanpa pengulanganpun hubungan stimulus respon belum tentu diperlemah.
  2. Hukum akibat direvisi. Dikatakan oleh Thorndike bahwa yang berakibat positif untuk perubahan tingkah laku adalah hadiah, sedangkan hukuman tidak berakibat apa-apa.
  3. Syarat utama terjadinya hubungan stimulus respon bukan kedekatan, tetapi adanya saling sesuai antara stimulus dan respon.
  4. Akibat suatu perbuatan dapat menular baik pada bidang lain maupun pada individu lain.
Teori koneksionisme menyebutkan pula konsep transfer of training, yaiyu kecakapan yang telah diperoleh dalam belajar dapat digunakan untuk memecahkan masalah yang lain. Perkembangan teorinya berdasarkan pada percobaan terhadap kucing dengan problem box-nya.

A.    Ivan Petrovich Pavlov (1849-1936).
Ivan Petrovich Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan Rusia yaitu desa tempat ayahnya Peter Dmitrievich Pavlov menjadi seorang pendeta. Ia dididik di sekolah gereja dan melanjutkan ke Seminari Teologi. Pavlov lulus sebagai sarjan kedokteran dengan bidang dasar fisiologi. Pada tahun 1884 ia menjadi direktur departemen fisiologi pada institute of Experimental Medicine dan memulai penelitian mengenai fisiologi pencernaan. Ivan Pavlov meraih penghargaan nobel pada bidang Physiology or Medicine tahun 1904. Karyanya mengenai pengkondisian sangat mempengaruhi psikology behavioristik di Amerika. Karya tulisnya adalah Work of Digestive Glands(1902) dan Conditioned Reflexes(1927).
            Classic conditioning ( pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses yang ditemukan Pavlov melalui percobaanny terhadap anjing, dimana perangsang asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan.
            Eksperimen-eksperimen yang dilakukan Pavlov dan ahli lain tampaknya sangat terpengaruh pandangan behaviorisme, dimana gejala-gejala kejiwaan seseorang dilihat dari perilakunya. Hal ini sesuai dengan pendapat Bakker bahwa yang paling sentral dalam hidup manusia bukan hanya pikiran, peranan maupun bicara, melainkan tingkah lakunya. Pikiran mengenai tugas atau rencana baru akan mendapatkan arti yang benar jika ia berbuat sesuatu (Bakker, 1985).
            Bertitik tolak dari asumsinya bahwa dengan menggunakan rangsangan-rangsangan tertentu, perilaku manusia dapat berubah sesuai dengan apa yang didinkan. Kemudian Pavlov mengadakan eksperimen dengan menggunakan binatang (anjing) karena ia menganggap binatang memiliki kesamaan dengan manusia. Namun demikian, dengan segala kelebihannya, secara hakiki manusia berbeda dengan binatang.
Ia mengadakan percobaan dengan cara mengadakan operasi leher pada seekor anjing. Sehingga kelihatan kelenjar air liurnya dari luar. Apabila diperlihatkan sesuatu makanan, maka akan keluarlah air liur anjing tersebut. Kin sebelum makanan diperlihatkan, maka yang diperlihatkan adalah sinar merah terlebih dahulu, baru makanan. Dengan sendirinya air liurpun akan keluar pula. Apabila perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, maka pada suatu ketika dengan hanya memperlihatkan sinar merah saja tanpa makanan maka air liurpun akan keluar pula.
            Makanan adalah rangsangan wajar, sedang merah adalah rangsangan buatan. Ternyata kalau perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, rangsangan buatan ini akan menimbulkan syarat(kondisi) untuk timbulnys air liur pada anjing tersebut. Peristiwa ini disebut: Reflek Bersyarat atau Conditioned Respons.
            Pavlov berpendapat, bahwa kelenjar-kelenjar yang lain pun dapat dilatih. Bectrev murid Pavlov menggunakan prinsip-prinsip tersebut dilakukan pada manusia, yang ternyata diketemukan banyak reflek bersyarat yang timbul tidak disadari manusia.           
Dari eksperimen Pavlov setelah pengkondisian atau pembiasaan dpat diketahui bahwa daging yang menjadi stimulus alami dapat digantikan oleh bunyi lonceng sebagai stimulus yang dikondisikan. Ketika lonceng dibunyikan ternyata air liur anjing keluar sebagai respon yang dikondisikan.
            Apakah situasi ini bisa diterapkan pada manusia? Ternyata dalam kehidupan sehar-jhari ada situasi yang sama seperti pada anjing. Sebagai contoh, suara lagu dari penjual es krim Walls yang berkeliling dari rumah ke rumah. Awalnya mungkin suara itu asing, tetapi setelah si pejual es krim sering lewat, maka nada lagu tersebut bisa menerbitkan air liur apalagi pada siang hari yang panas. Bayangkan, bila tidak ada lagu trsebut betapa lelahnya si penjual berteriak-teriak menjajakan dagangannya. Contoh lai adalah bunyi bel di kelas untuk penanda waktu atau tombol antrian di bank. Tanpa disadari, terjadi proses menandai sesuatu yaitu membedakan bunyi-bunyian dari pedagang makanan(rujak, es, nasi goreng, siomay) yang sering lewat di rumah, bel masuk kelas-istirahat atau usai sekolah dan antri di bank tanpa harus berdiri lama.   
Dari contoh tersebut dapat diketahui bahwa dengan menerapkan strategi Pavlov ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia dikendalikan oleh stimulus yang berasal dari luar dirinya.

C.    Burrhus Frederic Skinner (1904-1990).

Seperti halnya kelompok penganut psikologi modern, Skinner mengadakan pendekatan behavioristik untuk menerangkan tingkah laku. Pada tahun 1938, Skinner menerbitkan bukunya yang berjudul The Behavior of Organism. Dalam perkembangan psikologi belajar, ia mengemukakan teori operant conditioning. Buku itu menjadi inspirasi diadakannya konferensi tahunan yang dimulai tahun 1946 dalam masalah “The Experimental an Analysis of Behavior”.  Hasil konferensi dimuat dalam jurnal berjudul Journal of the Experimental Behaviors yang disponsori oleh Asosiasi Psikologi di Amerika (Sahakian,1970)
B.F. Skinner berkebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh behavioris dengan pendekatan model instruksi langsung dan meyakini bahwa perilaku dikontrol melalui proses operant conditioning. Di mana seorang dapat mengontrol tingkah laku organisme melalui pemberian reinforcement yang bijaksana dalam lingkungan relatif besar. Dalam beberapa hal, pelaksanaannya jauh lebih fleksibel daripada conditioning klasik.
Gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari guru secara searah dan dikontrol guru melalui pengulangan dan latihan.
Menajemen Kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk memodifikasi perilaku antara lain dengan proses penguatan yaitu memberi penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun pada perilaku yanag tidak tepat. Operant Conditioning adalah suatu proses perilaku operant ( penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.
Skinner membuat eksperimen sebagai berikut :
Dalam laboratorium Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan dalam kotak yang disebut “skinner box”, yang sudah dilengkapi dengan berbagai peralatan yaitu tombol, alat pemberi makanan, penampung makanan, lampu yangdapat diatur nyalanya, dan lantai yanga dapat dialir listrik. Karena dorongan lapar tikus beruasah keluar untuk mencari makanan. Selam tikus bergerak kesana kemari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan tombol, makanan keluar. Secara terjadwal diberikan makanan secara bertahap sesuai peningkatan perilaku yang ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shapping.
Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus dan burung merpati Skinner mengatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah penguatan. Maksudnya adalah pengetahuan yang terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan. Skinner membagi penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan positif dan penguatan negatif. Bentuk bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku, atau penghargaan. Bentuk bentuk penguatan negatif antara lain menunda atau tidak memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku tidak senang.
Beberapa prinsip Skinner antara lain :
    1. Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah dibetulkan, jika bebar diberi penguat.
    2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
    3. Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
    4. Dalam proses pembelajaran, tidak digunkan hukuman. Untuk itu lingkungan perlu diubah, untukmenghindari adanya hukuman.
    5. dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktifitas sendiri.
    6. Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan sebaiknya hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal variabel Rasio rein forcer.
    7. Dalam pembelajaran digunakan shaping.
Read more ...

Rabu, 19 Oktober 2011

CATATAN KECIL AKAN WAKTU

Mungkin kebanyakan dari kita masih berpikir bahwa waktu bukanlah yang terlalu penting untuk dipikirkan.
Terkadang kita mengabaikan waktu, lalai dari waktu, dan sengaja merugi karena waktu. Waktu memang bukan merupakan hal yang nampak dan memiliki nominal yang nyata. Tapi sadarkah kita akan seberapa berharganya waktu itu?
Saat-saat remaja mungkin merupakan saat yang paling seru dan penuh petualangan. Jadi, hargailah setiap waktu kita, seperti yang sampaikan dengan indah dari catatan kecil berikut:


Untuk mengetahui nilai Satu Tahun,
Tanyakan seorang siswa yang gagal dalam ujian kenaikannya.
Untuk mengetahui nilai Satu Bulan,
Tanyakan seorang Ibu yang melahirkan bayi prematur
Untuk mengetahui nilai Satu Minggu,
Tanyakan seorang editor majalah mingguan.
Untuk mengetahui nilai Satu Hari,
Tanyakan seorang buruh harian yang punya
enam anak untuk diberi makan.
Untuk mengetahui nilai Satu Jam,
Tanyakan kekasih yang sedang menantikan waktu bertemu.
Untuk mengetahui nilai Satu Menit,
Tanyakan seorang yang ketinggalan kereta.
Untuk mengetahui nilai Satu Detik
Tanyakan seorang yang selamat dari kecelakaan.
Untuk mengetahui nilai Satu Milidetik
Tanyakan seseorang yang memenangkan 
medali perak di Olimpiade.

Semoga catatan kecil ini dapat mengingatkan kita semua bahwa sangat bernilainya waktu yang kita miliki.
dan pastinya semoga catatan ini bermanfaat bagi kita semua...

BUKAN MAKSUD UNTUK MENGAJARI, 
HANYA SEKEDAR BERBAGI. ^^


Read more ...

Minggu, 11 September 2011

MATEMATIKA itu, MONSTER atau PACAR

Matematika adalah pelajaran yang sangat ditakuti oleh kebanyakan pelajar, tidak jarang menjadi momok dipikiran mereka. Banyak dari mereka angka-angka begitu membosankan dan sulit untuk dimengerti, ditambah lagi dengan adanya berbagai operasi dan simbol-simbol yang memiliki berbagai makna dan fungsi. Membuat matematika menjadi monster yang sangat ditakuti oleh para pelajar.


Dari kesulitan dan rasa enggan terhadap matematika tersebut akan muncul pertanyaan, apakah bisa membuat matematika lebih menyenangkan?  Ya, tentu saja bisa. Kita dapat membuat matematika lebih menyenangkan dengan berbagai cara. Lets check this out!

Kebanyakan dari kita mengenal matematika sejak lama, sejak kita kecil. Menginjak usia Taman Kanak-kanak, kita mulai dikenalkan dengan angka dan perhitungan yang sederhana yang tidak lebih dari jumlah jari kita. Setelah itu, memasuki usia sekolah dasar, kita mulai diperkenalkan dengan berbagai operasi matematika sederhana seperti penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian. Lalu ketika kita menempak usia sekolah menengah kita mulai diperkenalkan dengan berbagai simbol matematika yang memiliki berbagai makna. Hingga pada tingkat sekolah menengah atas kita mulai diperkenalkan dengan berbagai permasalahan matematika yang lebih menantang.  (o.0)

Matematika juga tidak hanya kita kenal melalui tahapan pendidikan formal. Babarepa aktivitas kita sehaari-hari secara langsung ataupun tak langsung memperkenalkan kita matematika, seperti berbelanja, mengatur waktu, bercocok tanam, bahkan urusan perut seperti memasak tidak luput dari yang namanya matematika. Dengan begini, matematika sebenarnya sudah menjadi bagian dari hidup kita. (^_^)

Sangat disayangkan banyak diantara kita yang masih menganggap matematika itu merupakan pelajaran yang rumit dibangku pendidikan. Di bangku pendidikan pelajaraan matematika sangat penting, selain menjadi salah satu mata pelajaran yang diujikan pada ujian kelulusan nasional, pengapllikasiannya akan kita terapkan pada keseharian kita. Padahal matematika sudah kita kenal sejak lama bahakan telah mendarah-daging dikeseharian kita, kok masih dianggap sulit. (-,-)a

Pada dasarnya kita semua kepengen tahu dan mengerti akan mantematika, tapi tidak karena paksaan. Kadang memaksakan diri dalam memahami pelajaran matematika ini sangat sulit jika dibandingkan dengan palajaran lain yang cenderung mengarah pada hafalan. Apalagi ketika kita masih kecil, lingkungan kita sudah memberikan stereotip bahwa matematika itu sulit, bahkan lebih sulit dari pelajarn lain. Adanya berbagai alat bantu seoperti sempoa tidak pula dapat merubah kondisi, hal ini dikarenakan ada cara sendiri memakai sempoa dalam perhitungan yang tidak semua orang bisa melakukannya. (‘‘_)

Namun tenang aja, masih ada berbagai cara untuk membuat pelajaran matematika menjadi lebih menyenangkan. Berikut ini tips-tipsnya:

Mengubah Paradigma
Kebanyakan dari kita ketika mendengar kata MATEMATIKA, hal yang langsunng terpikirkan adalah angka-angka yang rumit, rumus yang sulit, dan disertai dengan penyelesaian yang bikin kepala nyut-nyut. Ayolah kawan, mari kita rubah paradigma tersebut. Mulailah kita memikirkan hal yang menyenangkan tentang matematika dengan cara menemukan sisi lain matematika, seperti lelucon matematika, teka-teki matematika, sulap matematika, berbagai angka istimewa, dan masih banyak lagi. Hal-hal menyengakan dan menarik tersebut akan merangsang kita untuk lebih menyukai matematika. Hal ini bisa disamakan dengan pacaran, kita tidak akan senang dengan pasangan bila kita hanya melihat segi negatifnya tanpa mencari hal menyenangkan yang menarik dari si dia.



Aplikasi Metode secara Langsung

Jalan-jalan langsung bersama pasangan mungkin sangat jauh menyenangkan daripada berhubungan sebatas teori, seperti hanya saling kirim sms mesra. Itu karena, bila bertemu langsung kita dapat mengetahui emosi, perasaan, dan daya tarik pasangan kita sehingga akan timbul pikiran, begitu beruntung kita mengenalnya dalam kehidupan ini.

Sama halnya dengan matematika. Ketika kita hanya membaca teori saja, hal tersebut sangat membosankan, haitu karena kebanyakan dari kita hanya akan berhayal dan tidak tau seberapa bermanfaat teori tersebut dalam kehidupan ini. Tapi ketika kita coba mengaplikasikan matematika di dunia nyata, kita akan tahu manfaatnya dan akan membuat kita lebih tertarik untuk mempelajarinya.



Meminimalisir penggunaan Cara Instant

Apakah ada diantara kita yang senang berhubungan dengan instan? Hal tersebut tidak dilarang, namun hubungan yang instan biasanya akan instan juga lepasnya. Jadi alangkah baiknya sebelum berhubungan kita masing-masing saling mengenal satu sama lain lebih dekat. Dengan begitu kita dan si dia akan lebih saling memahami.

Sama halnya dengan matematika, penggunaan cara instan dalam menyelesaikan kasus matematika tidak menjadi hal yang salah. Bahakan akan terasa lebih mudah dan menyengkan. Tapi kita akan kelabakan bila menemukan permasalahan yang sedikit termodifikasi (dengan esensi yang sama). Jadi, akan lebih baik dan menyenangkan bila kita mulai dengan mengenal konsep awal. Dengan mulai mengenal konsep kita akan lebih mengerti bentuk permasalahannya.



Menyelesaikan permasalahan

Suatu Hubungan tidak akan indah dan bermakna tanpa permasalahan. Hal tersebut hanya akan membosankan dan tidak menarik untuk dijalani. Ketika menghadapi permasalahan dalam menjalani hubungan, kita akan dituntut menemukan solusi yang tepat. Namun jangan takut menghadapi permasalahan dalam menjalin hubungan. Ketika kita menemukan penyelesaian yang tepat, kita akan lebih mengerti dengan hubungan kita yang ternyata begitu bermakna.

Matematika juga begitu. Dalam menyelesaikan kasus matematika (soal), kita dituntut menggunakan prosedur yang benar untuk menemukan jawaban yang benar. Namun jangan pernah takut dalam menghadapi berbagai kasus tersebut. Karena akan ada kesenangan tersendiri  yang akan kita luapkan ketika menemukan jawaban dengan benar, dan hal tersebut akan membuat kita untuk menyelesaikan lebih banyak kasus lagi serta menambah rasa senang dan penasaran kita terhadap mathematika. I guarantee...



Dari sini kita sudah bisa ketahui bahwa matematika tidak seperti monster yang ada dipikiran kita selama ini. Bila kita berkeinginan dan berusaha mencintai matematika, saya yakin kita semua akan senang dengan matematika. Kalau saja sudah seperti itu, matematika yang lalunya kita anggap sebagai monster bisa berbalik menjadi layaknya pacar kita. (^^)



Akhir kata, mari kita lebih semangat belajar matematika. Bukan hanya sekedar mempelajarinya, tapi mari kita coba untuk lebih mencintai matematika. Karena matematika bukan sekedar angka dan persamaan, tetapi didalamnya terdapat kegembiraan dan berbagai penemuan besar. (ArH)



Read more ...

Rabu, 24 Agustus 2011

ADVENTURE OF ZACK (GAME RPG EDUKASI)

Yo.. reader sekalian... maaf sudah lama gak update blog nih..
soalnya bingung mau nulis apaan di sini...
hehehe...

oh iya, kali ini saya mau share sesuatu yang menarik.. beda lho dari yang lain... apakah itu????
jreng... jreng...
ini dia GAME RPG EDUKASI asli buatan kami...
sebelum saya berbagi link downloadnya saya mau cerita sedikit tentang game ini...
game ini kami buat sudah cukup lama sih... sejak tahun 2009 (kelas XI SMA) kemarin... awalnya cuma iseng doank tapi karena saya dan teman-teman tertarik untuk buat suatu inovasi baru dalam sector pendidikan, maka lahirlah game ini:

JUDUL: ADVENTURE OF ZACK: Mistery Of Kalor

GENRE: RPG

dari judulnya aja udah kelihatan agak norak ya... hehehe...
hmmm... game yang bergendre RPG ini kami coba desain untuk tidak hanya menonjolkan segi fantasi, dan entertain video game belaka. tapi kami coba untuk memasukkan pesan edukasi di dalamnya. dari judulnya aja (diulangi lagi) para reader pasti sudah tahu, kalau isi game ini akan berbicara mengenai KALOR (umumnya disebut panas).

sedikit bocoran mengenai game ini...
game ini isinya tentang pelajaran sains fisika khususnya tentang kalor, dan sengaja didesain buat pelajar tingkat sekolah dasar (klo, kakak, om, tante, bapak, ibu, kakek, nenek, mau coba mainin its oke kok). penyampaian informasinya gak terlalu baku, biar lebih menarik. di samping itu, dalam game ini juga ada berbagai event menarik dan senjata serta jurus-jurus hero yang luar biasa. musuh-musuhnya juga OKe-oke lho...

yang kami harapkan dari game ini, yakni dapat memotivasi adik-adik sekolah dasar untuk lebih senang belajar. dan merubah streotip orang-orang mengenai game hanya dapat merusak prestasi. hehehe...

oke langsung saja ini link downloadnya...
DOWNLOAD di SINI: http://www.2shared.com/file/AUcqhLUr/FINAL_GAmE.html

saya harap teman-teman tertarik untuk mencobanya... dan klo sudah dicoba, jangan lupa berbagi KOMENTARnya ya... hehehehe

MARI BERINOVASI!!!!

creators:
IMAM PRAWIRANAGARA
RIZKY HARDIANSYAH
EMIER BUANA HAKIM
MUH.FADHIL
PUTU GERALD
GEDE CITRAYASA
MUH. MUNTAZHIR

Read more ...

Minggu, 07 November 2010

MENGAPA HARUS TERSENYUM?

beberapa orang takut untuk tersenyu.. bahkan ada yang bingung untuk tersenyu...
tapi mengapa harus bingung?! padahal kamu dapat lebih kuat karena senyuman... kamu akan lebih bahagia karena senyuman... tidak hanya itu... masih ada banyak alasan lain mengapa kita harus tersenyum....

1. Senyum itu ibadah
2. kamu terlihat lebih manis
3. kamu bisa mendapatkan senyum lagi.
4. Menunjukan keramahanmu
5. Bisa mendapatkan teman baru
6. Memberikan kesan yang positif
7. Menjadikan kamu lebih ceria
8. Menjadikan kamu lebih percaya diri
9. Meringankan beban kamu
10.Mengaktifkan senyawa kimia yang membuat kamu lebih sehat.
dan masih banyak lagi....

begitu indah bila kita hidup dengan senyum
jadi...
mengapa harus sulit untuk tersenyum....
ketika kita tersenyum....
seluruh jagat akan terenyum bersama kita...

marilah kita mencoba untuk hidup dengan senyuman....
dengan tujuan untuk menjaga senyum orang lain...
pasti kita akan lebih kuat...

TRUST ME ITS WORK!
('_^)d
Read more ...
 

Recent Comments

Recent Posts

About Me

Foto saya
Palu, sulawesi tengah, Indonesia
Hanya seorang anak yang lahir dari mimpi dan untuk bermimpi. dan tetap bertahan hanya untuk meraih mimpi...
SHARE FOR YOU | Template Ireng Manis © 2010 Premium WP Themes | Premium Wordpress Themes | Blogger Templates - New Free Blogger Template Everyday